Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog yang sederhana ini.Semoga kunjungan anda bisa bermanfaat untuk menuju hidup yang lebih baik.

Jumat, 05 Agustus 2011

PENARI JAIPONG PANTAI WIDURI.

Siang itu,semilir angin menyapa sekujur pori-pori kulitku.Lelah terhempas bersama debur ombak pantai widuri.Penat yang merangkulku,terurai lepas tatkala badan ini kusandarkan pada sebongkah batu di tepi pantai.

Kupandang laut lepas,kulihat langit nan luas....dan terasa diri ini makin mengerti,tak berdaya sudah keangkuhanku.Nyaman hati ini,tatkala keagungan MU berbaring membinasakan keakuan diri.

Anak-anak terkesan tak peduli terik mentari yang menepuk-nepuk punggungnya.Candi-candi dari gundukan pasir yang tercipta, membuatnya makin riang.Kebahagiaan terpancar pada wajah dan sorot matanya,menyatu dengan alam, membingkai harapan yang tentu ada di benaknya.

Wanita ayu mantan pacarku,terlihat sedang menikmati sepiring rujak sambil sesekali  menebar senyum manakala dua buah hatinya berjuang mempertahankan bangunan pasir yang dibuatnya, dari hempasan ombak nakal menggoda.

"Punten.....",tiba-tiba terdengar suara di sebelahku. Kami berdua menoleh memperhatikan.Ternyata seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian tari sederhana mulai menari jaipong dengan iringan musik dari kaset yang disetelnya. "Ma...,ada orang ngamen",sapaku pada istri biar segera menyiapkan uang untuknya.
Keningnya mulai terlihat berkilau bibit-bibit keringat.Namun bibirnya tetap tersungging senyuman meski gurat-gurat kesedihan,kelelahan tak bisa disembunyikan dari pandanganku.Lama kami memperhatikan tariannya.Namun dalam benakku, bersimbah pedih bila makin lama melihatnya.
Punggungnya ternyata sudah dibasahi oleh keringat.Karena dia menari dari satu tempat ke tempat lain tak peduli panas terik yang menyengat.


"Ma'af ya Bu,mengganggu",tersipu dia sambil membenahi alat pemutar kaset yang sederhana."Oh...ngga apa-apa pak",istriku menimpali sambil memberi lembaran rupiah untuknya. 
"Alhamdulillaah ya Allah....puji syukur ya Allah...",begitu tulus dan ikhlasnya kalimat itu terucapkan sambil mengusapkan kedua telapak tangan di wajahnya.Dia tak begitu pedulikan berapa rupiah yang baru di terima."Maturnuhun ya Bu...",kembali dia menyampaikan rasa terimakasih sambil sedikit membungkukkan badan.
Aku terpana melihat semuanya."Moga -moga perjuanganmu untuk keluarga diberkahi Allah", gumanku dalam hati sembari termenung memikirkannya.


Dengan  gontai dia melangkah pergi,makin jauh.....
Terimakasih wahai penari jaipong,pembelajaranmu tertanam dalam hati.


                                                              Pemalang,10 Juli 2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar